Kecerdasan Intelektual (IQ) adalah kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta.
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan, dapat dikatakan pula IQ atau Intelligence Quotient adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dari seseorang yang merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan dan mengolah informasi menjadi fakta.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan atau gen. IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik ( sakit demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya, apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya akan lebih cepat dan banyak dibandingkan dengan anak yang IQ nya rendah.
Laurel Schmidt membagi kecerdasan dalam tujuh macam, antara lain :
- Kecerdasan visual (kecerdasan gambar) yaitu untuk keterampilan atau bakat arsitak, seniman dan designer.
- Kecerdasan verbal atau linguistik (kecerdasan berbicara) yaitu keterampilan bagi mereka yang memiliki kecerdasan pengarang atau menulis, guru, penyiar radio, pemandu acara, presenter, pengacara, penterjemah, dan pelawak.
- Kecerdasan musik yaitu keterampilan seperti pengubah lagu, pemusik, penyanyi, disc jokey, guru seni suara, kritikus musik, ahli terapi musik, audio mixier (pemandu suara dan bunyi).
- Kecerdasan logis atau matematis (kecerdasan angka) yaitu keterampilan bagi mereka yang memiliki kecerdasan seperti ahli metematika, ahli astronomi, ahli pikir, ahli forensik, ahli tata kota , penaksir kerugian asuransi, pialang saham.
- Kecerdasan interpersonal atau cerdas diri yaitu keterampilan atau keahlian bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah ulama, pendeta, guru, pedagang, resepsionis, pekerja sosial, perantara dagang, pengacara, manajer sumber daya manusia.
- Kecerdasan intrapersonal (cerdas bergaul) yaitu profesi yang cocok bagi mereka yang memiliki kecerdasan peneliti, ahli kearsipan, ahli agama, ahli budaya, ahli purbakala, ahli etika kedokteran.