Assalamu’alaikum sahabat terpelajar, kembali lagi di blog abal abal ini. Kali ini kita mau belajar tentang apa perbedaan dari uji validitas isi (content validity) dan uji validitas konstruk (construct validity), sebelum kita belajar lebih lanjut terlebih dahulu saya pastikan siapa yang menemukan artikel ini 98% pasti lagi ngerjain skripsi bab 3 😀😀 kok bisa tau? Karena ilmu ini juga saya dapat pas lagi ngerjain skripsi bab 3 😀😀
Okelah, jadi pada kesempatan kali ini saya akan share perbedaan tentang uji validitas konstruk dan uji validitas isi. Namun yang saya share kali ini adalah menurut pemahaman saya. Sebenarnya sudah banyak buku yang mengupas tentang hal ini. Namun menurut pengalaman saya pas awal awal ternyata masih suka membingungkan, entah bahasa yang dipakai di buku yang terlalu teoritis atau saya aja yang gagal paham. Hehe
Oke jadi berikut ini adalah penjelasanya,
Uji validitas konstruk = uji validitas yang tujuannya untuk menguji suatu instrumen sehingga bisa dikatakan valid menurut konstruksinya, konstruksi disini artinya kaidah – kaidah penulisan instrumen yang benar sehingga instrumen tidak ambigu atau multitafsir ketika diberikan kepada responden
Contoh:
Kisi – kisi (sederhana) : siswa dapat menghitung luas bangun datar
Contoh salah : carilah berapa luas lingkaran jika jari – jarinya diketahui adalah 10cm?
Soal diatas seolah – olah benar. Namun secara konstruk salah. Kenapa? Karena menyulitkan ketika dibaca, sehingga soal diatas perlu diperbaiki menjadi seperti contoh berikut sehingga mudah dipahami
Berapa luas lingkaran yang memiliki jari – jari 10cm?
Gimana sudah faham? Sekarang lanjut ke validitas isi.
Validitas isi bertujuan untuk menguji suatu instrumen sehingga instrumen bisa dikatakan valid menurut isinya, isi disini berarti muatan / materinya.
Ketika ingin membuat instrumen untuk mengetahui pemahaman seseorang tentang perhitungan bangun datar, isi disini berarti pemahaman bangun datar
Contoh
Kisi – kisi (sederhana): siswa dapat menghitung luas bangun datar
Contoh salah : Berapa luas kubus yang memiliki sisi 10cm?
Soal / instrumen diatas tentu tidak lulus uji validitas isi, kenapa? Karena instrumen tersebut tidak dapat mengukur apa yang hendak diukur, karena yang mau diukur adalah pemahaman tentang cara mencari luas bangun datar, sedangkan soalnya tidak menanyakan tentang bangun ruang melainkan bangun ruang. Gimana?? Tambah paham apa tambah bingung? 😀
Jika uji instrumen diatas hanya ditinjau dari soalnya saja. Ternyata uji validitas juga ditentukan dari jawabanya loh, sebagai contoh soal diatas tadi :
Berapa luas lingkaran yang memiliki jari – jari 10cm?
A. 10gram
B. 20gram
C. 30gram
D. 40 gram
Meskipun soalnya bisa dikatakan valid. Namun jawabannya membuat instrumen tidak valid. Kenapa? Karena jawabanya salah semua :bingung
Apa mesti yang membuat tidak valid karena jawaban salah semua? Tidak kok. Yang membuat tidak valid juga bisa karena jawabanya benar semua, jawaban yang benar ada 2 dan sebagainya.
Semoga sampai disini faham ya 😀😀
Tambahan saja, tidak semua instrumen yang lolos uji validitas konstruk dan validitas isi nantinya lolos uji validitas exsternal ya? Uji validitas exsternal itu apa? Uji validitas exsternal itu uji validitas dimana instrumen yang sudah lolos uji validitas konstruk dan uji validitas isi diujikan langsung kepada responden, kemudian hasil dari instrumen tersebut diuji validitas dengan perhitungan (semisal uji validitas korelasi product moment untuk jawaban yang memiliki tipe jawaban berupa data interval seperti angket yang memiliki skala jawaban 1-4, atau uji korelasi biserial untuk tipe jawaban yang memiliki tipe data nominal (benar / salah) seperti soal pilihan ganda), Kok bisa? apa penyebabnya?? jawabanya next time di artikel yang lain ya, jika ada yang mengingikan untuk dibuatkan :thumbup