Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Model Pembelajaran Berbasis Sentra

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIC SENTRA

(Studi Kasus di  Raudhatul Athfal Tiara Chandra Krapyak Bantul)

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran sentra di Raudhatul Athfal Tiara Chandra Krapyak Yogyakarta. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran sentra.

Penelitian menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan empat langkah yakni : Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa : 1) Implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran sentra di RA Tiara Chandra dilaksanakan setiap hari senin sampai jum’at di tujuh sentra main. 2) Faktor pendukung penerapan pendidikan karakter pada pembelajaran sentra adalah pemberian  4 pijakan main(Awal, Sebelum, Saat dan Sesudah) serta pijakan saat lingkaran. 3) Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter ialah emosi anak yang masih stabil.4) Hasil penanaman pendidikan karakter melalui pembelajaran sentra menunjukkan hasil yang memuaskan, hal ini dilihat dari karakter anak yang tertanam melalui pembiasaan pembiasaan di sentra main.

Kata Kunci : Pendidikan Karakter,Pembelajaran Sentra, Pendidikan anak usia dini, Raudhatul Atfal

 

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang anak usia dini yang pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada perkembangan seluruh aspek keperibadian anak. Upaya pemerintah untuk mengembangkan aspek keperibadian anak yaitu melalui kegiatan pendidikan karakter yang diterapkan dalam lembaga pendidikan anak usia dini. PAUD (Pendidikan anak usia dini) adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan meghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak ( Kompetensi).

Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang baik dan sebagai bentuk tindakan pencegahan yang utama bagi resiko perilaku buruk dan juga dapat membangun karakter yang positif dimana memerlukan komposisi aktif. Oleh karena itu penting adanya sebuah pendidikan karakter yang baik atau bermoral untuk membangun stabilitas kemajuan bangsa yang tangguh, mandiri, dan berkarakter unggul.

Misi utama pendidikan adalah mengembangkan potensi anak didik sebagai pembelajaran yang baik (good knower). Good knower disini berarti pendidikan harus lebih memfokuskan pada proses yang mulia, ketimbang hasil yang baik namun  didapat dari proses yang tidak bermoral, dan itu menjadi komponen pendidikan karakter di lembaga penddikan.

Pendidikan karakter yang dilaksanakan di PAUD haruslah dilaksanakan dengan pembelajaran yang menyenangkan berdasarkan prinsip – prinsip belajar anak usia dini, yaitu : berorientasi pada kebutuhan anak, pembelajaran yang dirancang dalam bentuk bermain, kegaiatn pembelajaran dirancang untuk membangun sistematika kerja/aktifitas, kegiatan pembelajaran berorientasi pada perkembangan kecakapan hidup anak, pembelajaran dilaksanakan secara bertahap dan berulang ulang dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan anak.

Salah satu metode pembelajaran yang menanamkan pendidikan karakter dalam setiap kegiatan ialah pembelajaran berbasic sentra yang berpusat pada anak dan sentra main. Anak akan memperoleh lebih banyak pengetahuan bila mendapatkan pijakan/dukungan dari guru pada saat main. Model pembelajaran sentra memiliki 4 pijakan yaitu : pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah main.

Penelitian tentang implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran sentra didukung oleh beberapa penelitian yang relevan dilakukan oleh Ar-Raisul Karama Arifin dan Nur Ainy Fardana dalam jurnal berjudul “Peran pendidik PAUD dalam Mengimlementasikan Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembelajaran Sentra dan Lingkaran”. Hasil dari penelitian ini adalah karakteristik pendidik PAUD Anak Shaleh bercirikan 13 aspek, peran pendidik PAUD Anak Shalek dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran sentra dan lingkaran meliputi 7 aspek , melalui 4 model pendekatan, melakukan 9 langkah pembelajaran dan melaksanakan 6 strategi pendidikan karakter.

Pendidikan Karakter

Pendidikan mempunyai definisi yang luas, yang mencakup semua perbuatan atau semu usaha dari generasi tua untuk mengalihkan nilai-nilai serta melimpahkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta keterampilan kepada generasi selanjutnya. Ahmad D. Marimba merumuskan pendidikan karakter sebagai bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik perkembangan anak didik, baik jasamani maupun rohani, menuju terbentuknya keperibadian yang utama. Ahmad tafssir mendefinisikan pendidkan secara luas, yaitu pengembanagan pribadi di dalam semua aspek, dengan catatan yang dimaksud pengembangan pribadi mencakup pendidikan oleh diri sendiri , lingkungan dan orang lain.

Sedangkan kata karakter dari KBBI (Kamus besar bahasa Indonesia) di definisikan sebagai tabiat, sifat sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan sesorang dengan  yang lain.  Secara terminology D. Yahya Khan menyatakan bahwa karakter adalah sikap pribadi yang stabil proses konsolidasi secara progesif dan dinamis, integrasi antara pernyataan dan tindakan. Karakter sesorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam menanggapi keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain. Karakter ini pada akhirnya menjjadi sesuatu yang menempel pada sesorang dan sering orang yang bersangkutan tidak menyadari karakternya. Orang lain biasanya lebih mudah untuk menilai karakter sesorang. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha membantu mengembangkan potensi manusia agar terbentuk akhlak, watak, dan keperibadian sebagai manusia.

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan karakter adalah watak atau karakter yang merupakan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lainnya. Konsep pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara dipandang sangat perlu bahkan wajib kepada anak agar mereka kelak menjadi manusia yang berpribadi dan bersusila.

Membentuk karakter merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak anak akan tumbh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang ber karakter pula dan pendidikan karakter ini harus dimulai sejak dini bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Menurut Kemendiknas terdapat 18 nilai luhur dalam pendidikan karakter yaitu :

  1. Religius
  2. Jujur
  3. Toleransi
  4. Disiplin
  5. Kerja keras.
  6. Kreatif
  7. Mandiri
  8. Demokratis
  9. Rasa ingin tahu.
  10. Semangat Kebangsaan.
  11. Cinta tanah air.
  12. Menghargai prestasi.
  13. Bersahabat / komunikatif.
  14. Cinta damai.
  15. Gemar membaca.
  16. Peduli lingkungan.
  17. Peduli social.
  18. Tanggung jawab.

Jadi, seorang anak jika dibiasakan sesuatu perilaku baik positif maupun negative maka perilaku itu akan kuat pada dirinya, ketika itu perilaku tersebut dinamakan ‘Karakter’.

Model Pembelajaran Sentra

Model Pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam  proses pembelajarannya dilakukan di dalam ‘lingkaran’ ( circle times ) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat dimana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona atau area bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkaran yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok usia PAUD dalam satu sentra kegiatan. Setiap kegiatan sentra mendukung perkembangan anak salam tiga jenis main yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif ( membangun pemikiran anak ).

Pembelajaran sentra diadopsi dari Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) yang berkedudukan di Florida, Amerika Serikat. Pendekatan sentra dikenal dengan sebutan BCCT (Beyond Center and Circle Time). Metode ini digunakan untuk melatih perkembanagan anak dengan menggunakan pendekatan bermain yang sering disebut sebagai playing with learn atau learning throygh play . Saat dalam proses pembelajaran sentra dilakukan melaui empat pijakan jenis main (Scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak yaitu : pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah main.

Scaffolding adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan dukungan yang terus menerus diberikan kepada anak oleh pendidik (bisa juga oleh orang tua atau anak lain yang lebih dewasa atau lebih mampu). Dalam pembelajaran sentra terdapat 8 sentra main yaitu :

  1. Sentra Balok

Sentra balok memfasilitasi anak bermain tentang konsep bentuk, ukuran, ketekaitan bentuk, kerapian, ketelitian, bahasa, dan kreativitas. Bermain balok selalu dikaitkan dengan main peran mikro, dan bangunan yang dibangun anak digunakan untuk bermain peran.

Alat dan bahan main di sentra balok :

  • Balok dengan berbagai bentuk dan ukuran.
  • Balok asesoris untuk main peran.
  • Lego berbagai bentuk.
  • Kertas dan alat tulis.

2. Sentra Main Peran Kecil (Mikro);

Main peran kecil mengembangkan kemampuan berfikir abstrak, kemampuan berbahasa, social emosional, menyambungkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru dengan menggunakan alat main peran berukuran kecil.

Alat dan bahan sentra main peran kecil :

  • Miniatur mainan.
  • Mainan alat rumah tangga.
  • Mainan mini alat kedokteran
  • Mainan mini alat transportrasi.
  • Mainan mini alat tukang

3. Sentra Main Peran Besar (Makro)

Sentra main peran mengembangkan kemampuan mengenal lingkungan social, mengembangkan kemampuan bahasa, kematangan emosi dengan menggunakan kemampuan bahasa, kematangan emosi dengan menggunakan alat main yang berukuran besar sesuai dengan ukuran sebenarnya.

Alat dan bahan sentra main peran :

  • Mainan pasar pasaran.
  • Mainan rumah rumahan.
  • Mainan dokter dokteran.
  • Mainan kegiatan pantai.
  • Mainan tukang tukangan.
  • Maianan kegiatan nelayan.
  • Kegiatan salon salonan.

4. Sentra Iman dan Taqwa (IMTAQ)

Sentra IMTAQ mengenalkan kehidupan beragama dengan keterampilan yang terkait dengan agama yang dianut anak, sentra IMTAQ untuk satuan PAUD umum mengenalkan atribut agama, sikap menghormati agama.

5. Sentra Seni

Sentra seni dapat dibagi dalam seni music, seni tari, seni kriya, seni pahat. Penentuan sentra seni yang dikembangkan tergantung pada kemampuan satuan PAUD. Disarankan minimal ada dua kegiatan yang dikembangkan kemampuan motorik halus, keselarasan gerak, nada, aspek social-emosional dan lainnya.

6. Sentra Persiapan

Sentra persiapan lebih menekankan pengenalan keaksaraan awal pada anak, penggunaan buku ,alat tulis dapat dilakukan di semua sentra, tetapi disentra persapan lebih diperkaya jenis kegiatan bermainnya. Pada kelompok anak paling besar segera masuk sekolah dasar, frekuensi main di sentra persiapan lebih banyak. Kegiatan persiapan dapat juga diperkuat dalam jurnal siang.

7. Sentra Bahan Alam

Sentra bahan alam kental dengan pengetahuan sains, matematika, dan seni. Sentra bahan alam diisi dengan berbagai bahan main yang berasal dari alam, seperti air, pasir, bebatuan, daun. Disentra bahan alam anak memiliki kesempatan menggunakan bahan main dengan berbagai cara sesuai pikiran dan gagasan masaing-masing dengan hasil yang berbeda. Menggunakan bahan dan alat dan bahan yang ada di sekitar.perhatikan keamanannya, bahan dan alat harus bebas dari bahan beracun atau binatang kecil yang membahayakan.

8. Sentra Memasak

Sentra memasak kaya dengan pengalaman unik bagi anak mengenai berbagai bahan masakan dan proses sains yang menyenangkan. Di sentra memasak anak belajar konsep matematika, sains, alam, dan social sehingga menunjang perkembangan kognitif, social emosional, bahsa, motorik, dan juga seni, serta nilai agama.

METODOLOGI

Penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan atau mengungkap apa yang ada mengenai suatu kondisi atau keadaan dan semua informasi data diwujudkan dan disajikan secara kualitatif. Penelitian impementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran sentra ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal Tiara Chandra, pada Raudhatul Athfal Besar usia 5-6 tahun, yang beralamat di Krapyak, Bantul tahun pelajaran 2017/2018. 

PEMBAHASAN

  1. Pendidikan Karakter saat Pengkondisian awal

Penanaman karakter pada saat pengkondisian awal dilakukan di pagi hari setelah sudah menunjukkan jam masuk. Guru menghidupkan bel dan anak kumpul untuk do’a bersama. Anak langsung duduk berbaris sesuai kelas masing masing ini melatih karakter disiplin pada anak. Sebelum do’a dimulai anak diajak bernyanyi, tepuk (Ice breaking). Untuk melatih karakter demokratis guru akan menanyakan siapa yang mau menjadi pemimpin doa agar anak memiliki kemandirian dan rasa tanggung jawab. Kegiatan do’a dibuka, dan di tutup oleh anak didik. Setelah selesai berdoa anak akan berbaris dan masuk ke sentra masing masing sesuai jadwal. Sebelum masuk anak diajak ke kamar mandi untuk kegiatan toilet training.

  1. Pendidikan Karakter saat Pembelajaran Sentra
  • Pijakan lingkungan Main

Pijakan lingkungan main atau juga disebutpenataan lingkungan main, guru menempatkan alat dan bahan bermain yang akan digunakan yang mencermikan rencana pembelajaran yang telah dibuat sehingga tujuan anak selama bermain dengan alat tersebut dapat tercapai. Pendidikan karakter yang muncul dalam pijakan lingkungan main adalah anak peduli akan social.

  • Pijakan Sebelum Main

Guru dan anak melingkar, guru member salam kepada anak anak dan dilanjutkan kegiatain :

  1. Meminta anak untuk memperhatikan siapa teman mereka yang tidak hadir (Karakter peeduli social).
  2. Berdoa bersama, anak secara bergilir untuk memimpin do’a setiap hari (karakter religious, mandiri dan bertanggung jawab).
  • Pijakan Selama Main

Anak melakukan kegiatan bermain yang sudah di siapkan guru. Banyak karakter yang akan muncul dalam kegiatan main sesuai karakter apa yang akan guru ajarkan kepada anak.

  • Pijakan Setelah Main

Ketika waktu bermain selesai guru memberitahukan saatnya membereskan alat dan bahan yang sudah digunakan dengan melibatkan seluruh anak. (Karakter mandiri, bertanggung jawab)

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa :

  1. Implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran sentra di RA Tiara Chandra dilaksanakan setiap hari senin sampai jum’at di tujuh sentra main.
  2. Faktor pendukung penerapan pendidikan karakter pada pembelajaran sentra adalah pemberian 4 pijakan main(pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main dan pijakan setelah main) serta pijakan saat lingkaran.
  3. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter ialah emosi anak yang masih stabil.
  4. Hasil penanaman pendidikan karakter melalui pembelajaran sentra menunjukkan hasil yang memuaskan, hal ini dilihat dari karakter anak yang tertanam melalui pembiasaan pembiasaan di sentra main.

DAFTAR PUSTAKA

Ar-Raisul Karama Arifin dan Nur Ainy Fardana, 2014, Peran Pendidik dalam Mengimplementasikan Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembelajaran Sentra, ( Surabaya : JURNAL Psikologi Pendidkan dan Perkembangan)

Dinas Pendidikan, Pedoman Pengembangan kurikulum Pembelajaran (Kurikulum) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif Satuan PAUD : TK

Dr. Hj. Ihsana El-khuluqo, M.Pd, 2015, Manajemen PAUD (Pendidikan Anak Usia DIni) Pendidikan Taman Kehidupan Anak, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar)

Endin Suhandra, 2017, Cara Belajar Anak Usia Dini, ( Jawa Barat : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat)

Hermawati, S.E, 2014, Pendidikan Keluarga ‘Teoritis dan Praktis’ (Bandung : Remaja Rosda Karya)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Buku Panduan Pendidik Kurikumum 2013 PAUD Anak Usia 5-6 Tahun

Sujoko, 2012, Pendidikan Karakter Anak Dalam Keluarga Muslim Jawa, ( Surakarta : Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Setia Budi)

Susi Susiati, 2017, Konsep Dasar PAUD, ( Jawa Barat : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat)

Syamsul Kurniawan, 2013, Pendidikan Karakter’Konsepsi & Implementasi secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat, (Yogyakarta : Ar Ruzz Media)

About Zafira Wafa

Check Also

Kegiatan Fullday School pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Fullday, kata yang mungkin tidak asing lagi bagi kita yang berkecimpung di dunia pendidikan. Dalam …

Tinggalkan Balasan