BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia seiring perjalanan waktu terus mengalami perubahan dan pembaharuan. Hal ini bertujuan untuk memajukan pendidikan ke arah yang lebih baik. Kaitanya dengan hal ini perlu diketahui bagaimana sistem pendidikan di negara-negara lain. Dalam makalah ini akan Mesir menjadi negara yang akan kita bahasdan kita lihat pendidikan dan sistem pendidikannya. Mesir memang telah menjadi kiblat keilmuan keislaman dunia, banyak pelajar dari penjuru dunia yang menimba ilmu disana.
Dewasa ini Mesir telah mengalami transformasi cepat dalam hal perkembangan potensi pendidikannya. Berdasarkan data Dirjen Dikti 1997, disebutkan bahwa dalam satu juta penduduk di Mesir terdapat 400 doktor suatu angka yang signifikan bila dibandingkan dengan potensi human resourcesdi negara-negara Islam anggota OKI lainnya. Sekedar perbandingan, dalam skala yang sama,Indonesia hanya mencapai angka 65 Doktor dalam satu juta penduduk. Para ulama dan cendekiawan Mesir tergolong produktif dalam hal karya ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditentukan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, adalah sebagai berikut :
Bagaimana sejaran pendidikan di Mesir?
Bagaimana sistem pendidikan di Mesir?
Bagaimana kebijakan pendidikan di Mesir?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pendidikan di Mesir
Secara historis, modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan Mesir. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yang berkebangsaan Perancis ini, memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu Mesir untuk melakukan modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya stagnan. Diantaranya tokoh-tokoh tersebut Muhammad Abduh, dan Muhammad Ali Pasha. Pada tahun 1805 M atau 1220 H Muhammad Ali Pasya membangun kembali al-Azhar. Para ulamanya dikirim untuk belajar ke Prancis guna mempelajari ilmu kedokteran, teknik, militer, dan lain-lain.
Kendatipun Muhammad Ali Pasya (1765-1849) seorang illiterate atau buta huruf, ia mengerti akan pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi kemajuan suatu negara. Dalam pembangunan pendidikan ini ia mendirikan Kementerian Pendidikan dan Sekolah Militer pada tahun 1815, lalu sekolah Teknik dan kedokteran pada tahun 1827. Para guru dan tenaga ahlinya didatangkan dari Barat dan Eropa. Di samping itu, ia mengirim pelajar untuk studi di Barat guna mendalami berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di sana, dan sekembalinya ke tanah air mereka ditugaskan untuk mengembangkan iptek tersebut. Ia juga mendirikan Sekolah Farmasi, Sekolah Pertambangan, Sekolah Pertanian, Sekolah Kedokteran, Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Penerjemahan, dan ain-lain. Selain itu, untuk memperkuat pertahanan negaranya, Muhammad Ali Pasya mengembangkan pendidikan militer dan bentuk-bentuk latihan lainnya. Bisa dikatakan bahwa modernisasi dilakukan oleh Muhammad Ali Pasya ini merupakan upaya pembaharuan pendidikan di dunia Islam pertama karena bentuk sekolah yang didirikannya berbeda dengan madrasah atau sekolah tradisional yang sebelumnya, yang hanya menekankan pelajaran agama semata.
Bila Muhammad Ali Pasya tampil dalam pembaharuan system pendidikan secara nasional di Mesir melalui jalur politiknya sebagai pejabat pemerintahan; Muhammad Abduh tercatat sebagai pembaharu pendidikan Mesir, terutama untuk skop lembaga pendidikan tradisional dan keagamaan, yakni al-Azhar. Bagi Abduh, ilmu pengetahuan modern yang berkembang di Barat bersumber dari sunnatullah atau hukum alam. Jadi, tidak bertentangan dengan ajaran isalm. Menurutnya, iptek telah menjadi sebab kemajuan umat Islam di masa lampau dan merupakan faktor kemajuan di Dunia Barat saat ini. Untuk memodernisasi kembali umat islam, iptek harus kembali dipelajari. Umat Islam hendaknya memerhatikan pendidikan dan iptek. Sekolah-sekolah modern perlu dibuka dan di situ diberikan pengetahuan modern di samping materi agama. Menurut Abduh, pembaharuan pendidikan di al-Azhar akan memengaruhi Dunia Islam, mengingat al-Azhar merupakan Universitas Islam internasional yang bukan saja dikunjungi para pelajar muslim dari seluruh penjuru dunia, yang sekembali mereka ke Negara asal akan membawa ide pembaharuan, melainkan juga al-Azhar telah mendapat tempat terhormat di kalangan umat Islam. Berpijak dari pola pikir demikian, Abduh menghendaki dimasukkannya beberapa disiplin ilmu modern (al-ulum al-aqliyah) dalam kurikulumal-Azhar, seperti fisika, ilmu pasti, filsafat, sosiologi, dan sejarah.
Begitu pula sebaliknya, ia menghendaki dimasukkannya pendidikan agama yang lebih intensif, termasuk sejarah kebudayaan Islam, ke dalam kurikulum sekolah-sekolah bentukan pemerintah. Agaknya, Abduh berupaya mengintegrasikan ilmu modern dengan agama. Dengan masuknya ilmu modern di al-Azhar, lalu memperkuat pendidikan agama di seolah-sekolah pemerintah, menurut Abduh, dikotomi ilmu dan jurang pemisah antara ulam dan ilmuwan modern dapat diperkecil.
B. Sistem Pendidikan di Mesir
Dalam perkembangan sistem pendidikan di Mesir sampai dengan masa kemerdekaan, tahun 1956: terdapat 5 sistem persekolahan, yaitu:
Al-Azhar dengan sekolah-sekolah/ madrasah yang bernaung di bawahnya juga disebut “Kuttab”
Sistem sekolah/ pengajaran bahasa asing
Sistem sekolah berbahasa Arab
Sekolah-sekolah pemerintah, dan
Sekolah asing dengan kurikulumnya sendiri.
Tugas pertama pemerintah adalah untuk menciptakan satu sistem pendidikan nasional, untuk menyatukan berbagai sistem pendidikan/ atau persekolahan tersebut. Maka sejak tahun 1953 sampai tahun 1960, telah dikeluarkan berbagai perundangan pendidikan, yang bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengkonsulidasikan, mengkonsolidasikan berbagai jenis dan sistem sekolah yang pada mulanya otonom menjadi satu sistem pendidikan nasional. Menurut perundang-undangan yang ada, maka sistem persekolahan bermula dari pra-sekolah atau taman kanak-kanak, sekolah dasar 6 tahun, sekolah persiapan 3 tahun, sekolah menengah 3 tahun dan universitas 4 tahun. Dengan demikian, menganut struktur persekolahan 6-3-3-4.
Anak-anak masuk sekolah rendah/ dasar pada umur 6 tahun sampai dengan 12 tahun, dan pendidikan dasar 6 tahun ini merupakan kewajiban belajar dan bebas bayar. Semua sekolah swasta yang memungut bayaran, setelah diintegrasikan ini menjadi bebas bayar bagi tingkatan sekolah dasarnya. Untuk mengakhiri sekolah dasar ini, tidak diadakan ujian: kecuali ujian masuk kesekolah lanjutan (bagi mereka yang akan melanjutkan), pelajaran bahasa asing ditiadakan dan sekolah dasar ini harus di selenggarakan secara ko-edukatif. Sekolah persiapan untuk sekolah menengah (preparatory stage),berlangsung selama 3 tahun. Sifat pendidikannya adalah umum, tidak ada pembagian jurusan. Sedangkan sekolah menengah (General secondary stage), juga berlangsung selama tiga tahun, pada umumnya juga merupakan sekolah umum, sebagai persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi. Namun di daerah-daerah pedesaan, diadakan sekolah-sekolah kejuruan dan teknik. Dalam tahap ini, sekolah-sekolah diselengggarakan secara terpisah antara anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan.
Pada saat ini sistem pendidikan di Mesir dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu:
- Pendidikan Dasar (Altaklimil Islamiy)
- Pendidikan Menengah (Altaklimil altsanamy)
- Pasca Pendidikan Sekunder (Altaklimil jaamiiy)
Sejak perluasan bebas wajib belajar hukum pada tahun 1981 maka diadakan peraturan baru yang isinya kurang lebih yaitu bebas baiya wajib belajar bagi sekolah persiapan atau sekolah dasar. Sedangkan untuk perguruan tinggi atau pasca Pendidikan Sekunder negeri, hanya membayar biaya pendaftaran saja.
Adapun jenis-jenis Sekolah di Mesir adalah sebagai berikut:
1. Sekolah Negeri
Sekolah negeri berada di bawah pemerintah. Masyaraka Mesir dapat mengenyam pendidikan tinggi tanpa biaya dan hanya membayar uang pendaftarannya saja. Sedangkan mahasiswa internasional harus membayar penuh biaya pendidikan yang mencapai hingga $ 1500 per tahun. Secara umum, terdapat dua jenis sekolah-sekolah negeri: Arab dan sekolah Eksperimental Language Schools.
2. Sekolah Arab, pemerintah menyediakan kurikulum nasional dalam Bahasa Arab.
3. Eksperimental Language Schools, pendidikan yang diajarkan sebagian besar dalam bahasa asing, contohnya kurikulum dalam bahasa Inggris, Perancis dan menambahkan kedua sebagai bahasa asing.
Hampir semua sekolah negeri di Mesir memiliki asrama untuk para mahasiswanya. Terutama untuk mahasiswa internasional. Sedangkan mahasiswa lokal atau dalam negeri kebanyakan tinggal di rumah orang tuanya. Sedangkan untuk pendaftaran ke sekolah negeri yaitu melalui sentralisasi kantor (Office of Adminission Mesir Universitas/ Maktab Tansiyqil jaamiaty al-misriyah). Siswa dengan skor yang lebih tinggi memiliki peluang yang lebih baik mendapatkan tempat sendiri di sekolah pilihan mereka.
Mesir merupakan negara yang tidak mengenal adanya dikotomi ilmu, tidak ada perbedaan atau pemisahan antara ilmu umum maupun ilmu agama, keduanya sama pentingnya dan sama-sama berperan dalam kehidupan. Tidak hanya Indonesia yang menerapkan sistem wajib belajar, ternyata di Mesir pun juga menerapakan sistem tersebut. Masyarakat Mesir harus pandai dalam hal baca tulis dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
C. Kebijakan Pendidikan di Mesir
Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan daat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum dapat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar. Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku teks menurut kurikulum tidak persis sama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal.
Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk panitia kurikulum dari semua jurusan para akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran. Pada umumnya sekolah dan masing-masing guru mempunyai kebebasan yang aga luas dalam memilih materi pelajaran.
Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan 5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan anak muda mesir banyakan tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan sesama murid sangat ketat.
Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan menengah, karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau universitas mana yang mereka masuki.
Sungguh jauh berbeda dengan di Indonesia. Di Mesir untuk masuk fakultas tidak diadakan ujian lagi, melainkan cukup ujian penghabisan Tsanawiyah (SMA) saja. Mereka masuk satu fakultas menurut jurusannya, dan menurut tertib tingkat lulusnya dalam ujian penghabisan Tsanawiyah itu. Pelajar-pelajar yang nilanya istimewa, baik sekali, didahulukan menerimanya dari pelajar-pelajar yang nilainya baik atau maqbul, atau dengan perkataan lain : pelajar yang lulus dengan mendapat rata 90% didahulukan menerimanya dari pelajar yang mendapat 80%. Pelajar yang mendapat 80% didahulukan menerimanya dari pelajar yang mendapat 70%, dan begitulah seterusnya. Bahkan ditentukan pula fakultasnya untuk nilai-nilai tersebut itu.
Untuk melihat perbandingan sistem pendidikan di Mesir dan Indonesia kami mengambil contoh sistem pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar.
Berikut ini kami sajikan tabel perbandingan pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yang ada di Indonesia dan Mesir.
No | Aspek yang dibandingkan | Indonesia | Mesir |
1 | Usia | 6-12 tahun | 6-11 tahun |
2 | Masa Belajar | 6 tahun (kelas 1-6) | 5 tahun (grade 1-5) |
3 | Tahun Akademik | Juli sampai dengan Juni | September sampai Agustus |
4 | Pembiayaan pendidikan | Sekolah Negeri dibiayai oleh pemerintah
Sekolah Swasta hanya mendapat subsidi |
Sekolah Azhar dibiayai oleh pemerintah
Sekolah Swasta hanya mendapat subsidi |
5 | Waktu Belajar | · Pada Umumnya
Hari Senin – Sabtu · Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam |
· Pada Umumnya
Hari Ahad – Kamis Hari jumat, sabtu libur · Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam |
6 | Kurikullum Mata Pelajaran | · Pendidikan Agama
· Pendidikan Kewarganegaraan · Bahasa Indonesia · Matematika · Ilmu Pengetahuan Alam · Ilmu Pengetahuan Sosial · Seni Budaya dan Keterampilan · Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan · Muatan Lokal |
Dari grade 1- grade 3
· Bahasa arab · Matematika · Seni · Olah raga · Al-Quran · Agama · Khot · Imla’ · Insya Mulai dari grade 4 -5 mata pelajarannya ditambah · Biologi · Sejarah · Bahasa Inggris |
7 | Evaluasi | · Ujian Nasional
· Ujian naik kelas berdasarkan nilai harian, sikap, ujian semester · Soal UN pilihan ganda |
· Ujian per Grade
· Ujian kenaikan dari grade 1 samapai grade 3 ditentukan oleh sekolah Mulai dari grade 4, soal ujian dari pusat · Soal UN Essay |
8 | Konsekuensi UN | · Jika siswa tidak lulus ujian nasional tahap 1, siswa harus mengikuti UN tahap 2. Jika siswa tidak lulus pada tahap 2, mereka harus mengikuti program kejar paket A. | · Jika siswa tidak lulus pada Ujian mereka harus mengulang pelajaran pada grade yang mereka belum lulus. |
9 | Tujuan Pendidikan | · Tertuang dalam bentuk TIU yang terdapat dalam silabus dari BSNP dan untuk TIK dapat dikembangkan oleh Guru. | · Menyiapkan dan mengembangkan warga Mesir dengan cara yang akan membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat yang berubah modern untuk menghadapi tantangan terbarukan, selain memungkinkan mereka untuk memahami dimensi religius, nasional, dan budaya dari identitas mereka.
· Memberikan masyarakat dengan warga negara yang telah menguasai keterampilan ilmiah dasar, dengan penekanan khusus pada keterampilan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu-ilmu masa depan (sains, matematika, dan bahasa). · Menyediakan warga dengan pengetahuan dasar penting tentang kesehatan, gizi, lingkungan, dan isu-isu pembangunan yang terkait. · Menyiapkan dan membantu warga untuk mengembangkan keterampilan dipindahtangankan, termasuk kemampuan analisis, berpikir kritis, keterampilan ilmiah, dan keterampilan pemecahan masalah yang dapat memungkinkan mereka untuk merespon tuntutan terus-menerus dan menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. |
10 | Program pemerintah | · Bebas buta aksara | · Buta aksara pada perempuan cukup banyak |
11 | Ekstra kurikuler | · Pramuka | · Tidak ada |
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian ppembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Sejarah pendidikan di mesir ditandai dengan kedatangan Napoleon Bonaparte menguasai Mesir sejak tahun 1798 M. Kehadiran Napoleon Bonaparte di samping membawa pasukan yang kuat, juga membawa para ilmuwan dengan seperangkat peralatan ilmiah untuk mengadakan penelitian. Tokoh pembaharuan pendidikan di Mesir diantaranya adalah Muhammad Ali Pasya danMuhammad Abduh.
Adapun sistem persekolahan di Mesir ada 5, yaitu Al-Azhar dengan sekolah-sekolah/ madrasah yang bernaung di bawahnya juga disebut “Kuttab”, Sistem sekolah/ pengajaran bahasa asing, Sistem sekolah berbahasa Arab, Sekolah-sekolah pemerintah, dan Sekolah asing dengan kurikulumnya sendiri.
Sedangkan kurikulum di Mesir, adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami selesaikan. kami menyadari sebagai manusia biasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah salanjutnya.
saya izin copas untuk tugas presentasi IPS kelas 9. terima kasih telah membuat makalah ini karena mempermudah saya untuk mengerjakan tugas.
silahkan. senang dpt bermanfaat.
Minta referensinya doang gan