Survey yang dilakukan oleh para ahli dalam bidang psikologi mengatakan bahwa IQ hanya menyumbang 20%, sedangkan 80% sisanya berasal dari faktor lain, termasuk apa yang dinamakan kecerdasan emosional (Dr. Daniel Goleman, Emotional Intelligence, 1997).
Demikian pula bagi seorang pemimpin yang tugas utamanya adalah memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lain secara efektif dan efisien dituntut untuk cerdas secara emosi.
Mengacu pada ciri-ciri orang yang cerdas secara emosi seperti yang dikutipkan dari pendapat Daniel Goleman di atas, maka ciri ciri pemimpin yang cerdas secara emosi antara lain:
Mampu menyadari dirinya sendiri
Termasuk di dalamnya mampu mengidentifikasi diri dan efeknya, menilai diri sendiri secara teliti termasuk kekuatan dan kelemahan dirinya serta percaya kepada dirinya sendiri dalam arti memiliki harga diri dan kemampuan diri.
Mampu mengendalikan diri
Pemimpin tipe ini harus mampu mengelola emosinya secara efektif, memiliki kejujuran dan integritas yang tinggi, bertanggung jawab, mampu melakukan adaptasi dengan baik serta terbuka terhadap hal-hal yang baru.
Memotivasi diri dengan efektif
Memiliki kebutuhan akan berprestasi yang tinggi (Needs Achievement), ingin menjadi yang terbaik, komitmen pada sasaran kelompok dan organisasi, berinisiatif dan selalu memanfaatkan kesempatan serta selalu “optimis”.
Memiliki kepekaan terhadap orang lain
Seorang pemimpin harus mampu :
- Memahami orang lain baik perilaku, perasaan, pandangan serta potensi yang dimiliki oleh anak buahnya serta mampu memberdayakan secara maksimal
- Berorientasi pada pelayanan dalam artian mampu mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain
- Mengembangkan orang lain yakni sadar akan kebutuhan orang lain dan mengusahakannya;
- Mampu mengatasi keragaman
- Kesadaran politis yakni mampu membaca arus emosi kelompok dan kekuasaan.
Memiliki keterampilan sosial
Seorang pemimpin perlu memiliki kecakapan membina hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi yang diperlukan adalah mampu memberikan persuasi, komunikasi jelas dan meyakinkan, mampu membangkitkan inspirasi kelompok dan orang lain, katalisator perubahan, mampu mengelola konflik, melakukan kolaborasi dan bersinergi
Source : Modul Pendidikan Dan Pelatihan, Kepemimpinan Tingkat 3, Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia 2008