Assalamu’alaikum sahabat teknik indonesia, kali ini kita akan belajar menggunakan salah satu alat ukur mekanik yaitu micrometer, menurut pengalaman saya saat dari dulu saat SMK sampai sekarang menjadi pengajar di SMK otomotif, Micrometer adalah salah satu alat ukur yang tidak terlepas dari pembelajaran sehari hari, okelah langsung saja kita belajar tentang cara menggunakan dan membaca micrometer sekrup, sebelum belajar cara penggunaannya terlebih dahulu mari berkenalan dengan bagian – bagian dari micrometer
Nama Bagian Micrometer
Setelah mengetahui nama bagian dari micrometer, selanjutnya mari kita mulai untuk menggunakan, sebelum micrometer digunakan untuk mengukur maka micrometer harus di kalibrasi / set nol, berikut adalah cara melakukan kalibrasi / set 0 micrometer
Cara Kalibrasi / Set 0 Micrometer
1. Putar Rachet ke arah kanan sampai spindle bertemu dengan anvil (putar ratchet sampai berbunyi klik 5 kali), jika rachet tidak bisa diputar pastikan lockclamp dalam keadaan bebas / tidak terkunci
2. Putar lockclamp ke arah kiri untuk mengunci thimble agar tidak berputar
3. Putar outersleeve sampai garis mendatar pada outersleeve sejajar dengan angka 0 pada thimble
4. Putar lock clamp ke kanan untuk membebaskan thimble
Sampai tahap ini micrometer sudah kita kalibrasi, selanjutnya kita sudah bisa menggunakan micrometer untuk mengukur
Cara Menggunakan Micrometer
5. Putar Thimble ke arah kiri
6. Letakan benda kerja diantara ujung spindle dan anvil
7. Putar ratchet ke kiri sampai ujung spindle dan anvil bersinggungan dengan benda yang diukur
8. Putar lock clamp ke kiri agar thimble tidak berputar
Tahap selanjutnya adalah membaca hasil dari pengukuran micrometer
Cara Membaca Hasil Pengukuran Micrometer
Cara membaca hasil pengukuran micrometer adalah dengan menambahkan hasil pengukuran pada skala utama dengan angka pada skala putar, jarak antar garis pada skala utama adalah 1mm dan jarak antar garis pada skala putar adalah 0.01mm, untuk lebih jelasnya silahkan diperhatikan beberapa contoh soal berikut
Pada contoh diatas, hasil pengukuran pada skala utama menunjukan angka 5 yg berarti 5mm, dan pada skala putar menunjukan angka 10 yang berarti 0.10, sehingga hasil pengukuran pada contoh diatas adalah 5.10mm
Pada contoh diatas, hasil pengukuran pada skala utama menunjukan angka 5.5mm (angka dibawah garis mendatar pada skala utama berarti 0.5mm), dan pada skala putar menunjukan angka 10 yang berarti 0.10, sehingga hasil pengukuran pada contoh diatas adalah 5.60mm
Pada contoh diatas, hasil pengukuran pada skala utama menunjukan angka 5 yg berarti 5mm, dan pada skala putar menunjukan angka 6 yang berarti 0.06, sehingga hasil pengukuran pada contoh diatas adalah 5.06mm
Jawaban untuk contoh diatas adalah 5.98. Pada contoh diatas pasti ada yang bertanya – tanya, kok skala utamanya 5.5? apa bukan 6? mari kita cek
Jika skala utama menunjukan angka 6 berarti hasil untuk pengukuran diatas adalah 6 + 0.48 = 6.48mm, logikanya 6.48mm itu mendekati garis 6.5, sedangkan pada hasil pengukuran diatas hasil pengukuran masih jauh dari garis 6.5, jadi hasil pengukuran diatas adalah 5.98 meskipun garis pada angka 6 di skala utama sudah kelihatan, meskipun pada gambar diatas garis pada angka 6 sudah kelihatan namun angka pada skala putar belum melebihi 0 sehingga hasil pengukuran belum mencapai 6mm, semoga saja kalian tidak bingung :bingung jika bingung silahkan tanyakan di kolom komentar
sekian artikel ini semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum