Hampir semua orang di dunia ini ingin meraih kesuksesan. Mereka berlomba dengan berbagai cara untuk menjemput kesuksesan tersebut. Namun, pernahkah kita memikirkan apakah sebenarnya kesuksesan itu? Pertnayaan ini sederhana, namun menyiratkan banyak makna.
disinilah muncul beberapa pendapat. Ada yang menyatakan kesuksesan adalah pabila kita mampu meraih apa yang kita inginkan. Ada pula yang berpendapat bahpa kesuksesan bukan sekedar mampumeraih apa yang diinginkan, tapi juga mau berproses untuk memperoleh keinginan tersebut. Kalau menurut pendapat ini, proses itu sendiri merupakan kesuksesan.
Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, yang pasti hampir semua manusia menginginkan kesuksesan. tentunya dengan kadarnya masing masing sehingga mereka mempunyai ukuran yang berbeda untuk menyatakan sebuah kesuksesan. Ukuran sukses pada umumnya adalah sukses secara materi seperti punya rumah mewah, mobil mewah, kekayaan melimpah, tanah luas dan sebagainya. ada juga yang mengukur kesuksesan dengan banyaknya relasi, akses atau jaringan.
Kesuksesan semacam itu merupakan ukuran kesuksesan orang yang menganut paham materialisme, yaitu mementingkan materi semata. bagi mereka kebahagiaan akan terwujut jika materi bisa tercukupi. Paham ini secara sekilas bagus, namun efek negatifnya sangat buruk. orang yang memandang segalanya dari sisi materi, ia akan terdorong bersikap rakus sehingga menghalalkan segala cara. inilah keburukan paham materialisme.
Kesuksesan yang idea sesunggunya adalah kesuksesan yang distandarkan oleh Islam. Seorang mulsim sepatutnya memilikistandar ganda, yaitu kesuksesan di Akhirat dan di Dunia. hal ini tercermin dari doa yang diajarkan oleh baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sebagaimana tercantum dalam Al Quran Al Baqarah atay 201 yang artinya:
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di Dunia dan kebaikan di Akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka”
Kebaikan di dunia dan di akhirat adalah dua standar kesuksesan yang telah ditetapkan oleh Islam. Oleh karena itu tak cukup jika sukses hanya sekedar harta semata. perlu ada amal yang dipersipkan untuk kehidupan di akhirat kelak. dari sinilah menurut penulis ada empat ukuran kesuksesan.
1. Sukses Iman
Orang yang kafir meski kaya raya namun mereka berlum bisa dikatakan suskes.Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 110 yang artinya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang Ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
dalam ayat tersebut dikatakan bahwa sekiranya para ahli kitab beriman tentu mereka bisa menjadi lebih baik. ini bisa dimaknai bahwa hanya orang yang beriman lah yang terbaik. karena itu iman adalah ukuran pertama untuk menentukan kadar kesuksesan seorang muslim, sebab banyak orang yang kaya raya tetapi tidak mau beriman mereka sejatinya belum sukses karena melalaikan Allah.
2. Menguasai Keilmuan dan Mengamalkannya
Umat Islam belumlah bisa dikatakan sukses kalau ia dalam keadaan bodoh. sebab Islam mengajarkan agar ilmu itu harus dicari yaitu dengan belajar sungguh-sungguh. hal ini sebagaimana diterangkan dalam Hadits yang artinya:
Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar ( H.R Bukhari)
Allah sendiri meninggikan derajat orang-orang yang beriman sebagai firmannya yang artinya:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah ayat 11)
jadi ilmu menjadi ukuran kesuksesan seorang muslim setelah Iman.
3.Tercukupi Secara Ekonomi
Islam bukanlah agama yang anti dunia. di dalam Islam perintah untuk mencari dunia sama pentingnya sebagaimana mencari akhirat. hal ini sebagaimana firman Allah yang artinya
“dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” QS. Al Qashash ayat 77)
kenikmatan duniawi sebagaimana tertera dalam ayat di atas tentu bermacam-macam salah satunya adalah kenikmatan karena tercukupi ekonomi. orang yang ekonominya cukup hidupnya tidak akan gelisah. segala kebutuhan bisa terpenuhi sehingga hidupnya tidak sengsara. cukup secara ekonomi tidak harus kaya raya, ukurannya tergantung kemampuan seseorang. meski begitu Islam tidak melarang umatnya kaya raya selama ia taat kepada Allah.
4. Memiliki Kepedulian Sosial
Orang yang egois atau tidak mau peduli dengan sesamanya bukan termasuk orang yang sukses. Allah membenci orang yang demikian ini. Allah berfirman yang artinya
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama itulah orang-orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin” (QS Al Ma’un ayat 1-3)
Allah memberi label Pendusta agama bagi mereka yang tidak mau peduli dengan fakir miskin dan menghardik anak yatim. fakir miskin dan anak yatim adalah bagian dari orang-orang yang harus ditolong karena itu peduli kepada mereka merupakan ukuran kesuksesan
Keempat ukuran kesuksesan tersebut jika diperinci lagi tentu akan bertambah banyak. tetapi pada intinya mengarah pada dua standar yaitu sukses di dunia dan sukses di akhirat. Nah, untuk itulah diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk menjemput kesuksesan tersebut.
Source : Anas, Fakhtul. 2012. Meraih Kesuksesan sejak Dini Hari. Yogyakarta : Citra Risalah