Assalamu’alaikum Wr. Wb, Kaifa Haluk (Apa Kabar)? Semoga Baik ya . kali ini Cronyos.Com akan Share Materi Tentang Karakteristik Bahan Bakar yang Penulis Ambil dari Modul Bp. Zainal Arifin selaku Dosen Saya di UNY, langsung saja silahkan disimak.
Karakteristik bahan bakar minyak yang akan digunakan untuk tujuan tertentu perlu diketahui terlebih dahulu. Dengan demikian tujuan penggunaan bahan bakar akan sesuai dengan tujuan sehingga proses pembakaran dapat berjalan optimal.
1. Berat Jenis (Specific Gravity)
Berat jenis menyatakan perbandingan berat bahan bakar minyak pada temperatur tertentu dibandingkan dengan air pada volume dan temperatur yang sama. Berat jenis digunakan untuk mengukur berat/ massa minyak bila volumenya diketahui. Berat jenis minyak umumnya antara 0,74 – 0,96. Dengan kata lain minyak lebih ringan dari pada air
2. Viskositas (Viscosity)
Viskositas adalah suatu angka yang menyatakan besarnya hambatan dari suatu bahan cair untuk mengalir atau ukuran dari besarnya tahanan geser dari cairan. Makin tinggi viskositasnya, minyak makin kental dan semakin sukar mengalir. Untuk mengukur viskositas digunakan alat viscometer.
Ada bermacam-macam cara mengukur viscositas yaitu :
Redwood I diukur dalam satuan detik
Redwood II diukur dalam satuan detik
Saybolt Universal diukur dalam satuan detik.
Engler diukur dalam satuan OE (merupakan hasil bagi dari perbandingan waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 200 cc minyak pada suhu 20 OC dengan air sebanyak 200 cc pada suhu 20 OC dengan viscometer Engler)
Kinematik diukur dalam Centistoke (mm2/s)
3. Nilai Kalori (Calorific Value)
Adalah angka yang menyatakan jumlah panas/kalori yang dihasilkan dari proses pembakaran sejumlah bahan bakar dengan udara/oksigen. Nilai kalori bahan bakar minyak berkisar antara 10.160 – 11.000 K cal/Kg. Nilai kalori berbanding terbalik dengan berat jenis artinya semakin besar berat jenisnya semakin kecil rendah nilai kalorinya. Sebagai contoh solar lebih berat daripada bensin, tetapi nilai kalorinya lebih besar bensin.
Nilai kalori diperlukan untuk dasar perhitungan jumlah konsumsi bahan bakar minyak yang dibutuhkan mesin dalam suatu periode tertentu. Nilai kalori dinyatakan dalam satuan Kcal/Kg atau BTU?lb (satuan british).
4. Kandungan Sulfur (Sulphur Content).
Semua bahan bakar minyak mengandung belerang/Sulfur dalam jumlah yang sangat kecil. Sulfur ini tidak diharapkan karena sifatnya yang merusak.Saat terjadi proses pembakaran sulfur ini akan teroksidasi dengan oksigen menjadi Sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3). Oksida sulfur ini bila kontak dengan air merupakan bahan yang merusak/korosif terhadap logam-logam didalam ruang bakar dan sistem gas buang. Karena itu kandungan sulfur dalam minyak perlu dibatasi.
5. Daya Pelumasan
Pada sistem bahan bakar motor diesel bahan bakar juga berfungsi sebagai pelumas pompa injeksi dan nosel. Karena itu bahan bakar mesin diesel haruis mempunyai daya lumas yang baik.
6. Titik Tuang (Pour Point)
Adalah suatu angka yang menyatak suhu terendah dari bahan bakar minyak sehingga minyak tersebut masih dapat mengalir karena gaya gravitasi. Titik tuang ini diperlukan sehubungan dengan adanya persyaratan praktis dari prosedur penimbunan dan pemakaian dari bahan bakar minyak. Bahan bakar sulit dipompa/dialirkan dibawah suhu titik tuang.
7. Titik Nyala (Flash point)
Merupakan angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan bakar minyak dapat terbakar bila pada permukaan minyak tersebut didekatkan dengan nyala api.
Titik nyala diperlukan untuk keperluan keamanan dalam penanganan minyak terhadap bahaya kebakaran.
8. Angka oktan (Octane Number)
Adalah suatu angka yang menyatakan kemampuan bahan bakar minyak (kususnya bensin) dalam menahan tekanan kompresi untuk mencegah bensin terbakar sebelum busi meloncatkan bunga api (ketahanan terhdap detonasi). Angka oktan merupakan angka yang membandingkan antara Normal Heptana yang memiliki oktan Nol dengan Iso oktan yang memiliki angka oktan 100.
Angka oktan ini yang saat ini menjadi salah satu faktor pembatas perbandingan kompresi motor bensin tidak dibuat tinggi. Semakin tinggi angka oktan semakin tahan suatu bensin terhadap tekanan kompresi yang lebih tinggi.
9. Angka Cetane (Cetane Number)
Adalah suatu angka yang menyatakan kualitas bahan bakar mesin diesel ynag diperlukan untuk mencegah terjadinya Knocking pada motor diesel. Mesin diesel putaran tinggi memerlukan angka cetane yang lebih tinggi. Untuk menentukan angka cetane digunakan bahan bakar standart yaitu campuran dari normal cetana (C16 H34) yang mempunyai waktu pembakaran tertunda sangan pendek denga α –methyl naptalene (C16H7CH3)dalam satuan volume. Bahan bakar yang diukur dibandingkan dengan bahan bakar standart.
Bahan bakar dengan angka cetane yang rendah akanmengakibatkan sifat-sifat pembakaran yang buruk dan mesin sukar hidup. Saat pembakaran tertunda panjang dan menyebabkan terjadinya detonasi.
10. Kandungan Arang
Kandungan arang pada bahan bakar harus sedikit mungkin. Kandungan arang ini digunakan untuk menaksir kemungkinan terbentuknya karbon pada proses pembakaran yang berasal dari bahan bakar minyak tersebut. Karena kandungan arang ini dapat menyebabkan tersumbatnya injektor atau terbentuknya deposit karbon pada ruang bakar.
11. Kadar Abu (Ash Content)
Kadar abu adalah jumlah sisa-sisa minyak yang tertinggal apabila suatu minyak dibakar sampai habis. Kadar abu ini dapat berasal dari minyak bumi itu sendiri atau akibat kontak didalam perpipaan dan penimbunan (adanya partikel metal yang tidak terbakar yang terkandung dalam bahan bakar minyak itu sendiri dan yang berasal dari sistem penyaluran atau penimbunan.
Sekia Postingan saya kali ini, semoga bermanfaat, jika ada Saran atau Pertanyaan silahkan sampaikan di Kolom Komentar yang telah kami sediakan, Terima kasih telah berkunjung, Wassalamu’alaikum
Sumber : Zainal Arifin, Diktat Bahan Bakar dan Pelumas UNY
sangat membantu sekali bpk pembimbing TA.ku , sekarang saya sedang menerapkan apa yang telah saya pelajari dari ilmu yang bapak berikan, dan artikel ini belum pernah saya pelajari di kelas
alhamdulillah gan.