miniatur hewan bebek bersepatu dan menggunakan topi dengan penuh warna ini merupakan hasil tangan terampil sepasang suami istri asal Desa Jambu Kulon, Ceper, Klaten Jawa Tengah. Dengan memanfaatkan bonggol bambu yang dianggap kurang bermanfaat oleh sebagian orang, dengan penuh kesabaran dan ketelatenan Supriyadi dan Istrinya menyulap bonggol bambu ini menjadi kerajinan yang indah dan diminati konsumen hingga mancanegara.
kerajinan sepatu berbahan dasar bonggol bambu ori ini sudah digeluti oleh Supriyadi sejak tahun 1999. berawal dari keinginan Supriyadi untuk mencoba mengaplikasikan desain orang asing untuk menjadi kerajinan bambu. kini usaha sepasang suami istri ini mampu mempekerjakan sekitar 10 karyawan.
Proses pertama dari pembuatan kerajinan bebek bersepatu ini adalah membentuk bonggol bambu menjadi tubuh bebek kemudian baru dihaluskan sesuai ukuran, lalu bodi bebek yang sudah terbentuk dijemur lantas di Rakit dan diberi warna sesuai keinginan.
Sebulan produksi mereka mampu membuat 2000 bebek, Namun usaha yang digeluti Supriyadi ini tidak langsung membuahkan hasil, setelah hampir bekerja keras selama 3 tahun berturut-turut sampai akhirnya para pembeli dari mancanegara percaya dengan hasil tangan terampilnya.
Sulintnya mencari bahan baku bonggol bambu adalah kendala Supriyadi dan istri untuk memenuhi banyaknya permintaan bebek di pasaran. dari usahanya itu pasangan suami istri ini mampu meraup omzet 20 sampai 30 juta perbulan.